Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan menyanjung
para pelajar SMK di Kabupaten Demak karena telah berhasil memberikan andil yang
cukup besar terhadap kemajuan sektor pertanian. Andil dimaksud berupa
penciptaan peralatan mesin pertanian (alsintan), seperti alat perontok padi,
jagung dan kacang hijau. Berkat mesin tersebut, tentu saja para petani bisa
mengalami peningkatan kesejahteraan.
“Merontokkan padi dengan cara konvensional,
potensi kehilangan gabah tentu akan lebih besar dibanding jika kita menggunakan
mesin. Selain itu juga cukup memakan waktu dan tidak efisien tenaga maupun
biaya. Makanya saya benar-benar memuji para pelajar SMK Demak yang telah mampu
menghasilkan karya berupa alat perontok padi, jagung dan kacang hijau,” kata
Dahlan di sela melakukan panen raya padi di Desa Bango Kecamatan Demak Kota, baru-baru
ini.
Mesin yang dimaksud Dahlan Iskan itu sendiri
memang sengaja dipamerkan pada acara panen raya. Mesin tersebut menggunakan
tenaga diesel, dirancang memilki berbagai fungsi. Selain bisa digunakan untuk
merontokkan padi, jagung maupun kacang hijau, mesin itu juga dapat mencacah
jerami. Jerami padi maupun kacang hijau cacahan selanjutnya bisa dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.
Menurut Dahlan, tepat kiranya pelajar SMK di
Kabupaten Demak lebih memilih untuk menciptakan mesin-mesin pertanian.
Alasannya, sejauh ini Kabupaten Demak memang tercatat sebagai salah satu daerah
penyangga pangan nasional. Mayoritas penduduknya juga bermata pencaharian
sebagai petani.
Dalam acara panen raya itupun Dahlan
berkesempatan mencoba mesin perontok padi produk dalam negeri. Menteri yang
berpenampilan ala cowboy tersebut menjalankan mesin perontok padi di sawah
milik warga setempat.
“Jangan dikira sebelumnya saya sudah latihan
lho. Ini benar-benar dadakan. Ternyata mesin ini bagus, juga mudah
dioperasikan,” katanya.
Dahlan menyampaikan, mesin
buatan anak bangsa ternyata mampu bersaing dengan produk impor. Bahkan lebih
efisien karena memiliki fungsi ganda, yakni bisa digunakan sebagai alat bajak
juga untuk memanen padi.
“Beberapa waktu lalu saya
juga diundang mengikuti kegiatan panen raya di Bantul. Saya sempat mencoba
mesin perontok padi buatan luar negeri. Ternyata, justru tidak sebagus mesin
ini. Selain terlalu besar dan mahal, juga hanya memiliki fungsi panen. Untuk
mengangkutnya ke sawah, petani harus menggunakan truk sehingga diperlukan pula
biaya tambahan,” papar Dahlan.
Dijelaskan
pula, mesin buatan anak bangsa seharga Rp 50 juta per unit terkategori murah
mengingat manfaatnya yang cukup besar. Dengan menggunakan alat itu, potensi
kehilangan hasil panen yang dialami petani tak akan mencapai dua persen.
Padahal jika menggunakan cara-cara konvensional, petani berpotensi kehilangan
hasil panen mencapai 20 persen. *(Humas Demak-NDR)
Sumber : http://www.jatengprov.go.id/?document_srl=28057
Tidak ada komentar:
Posting Komentar