Fenomena Spontan Dahlan Iskan
Vidi Batlolone | Jumat, 13 Juli 2012 - 15:07:10 WIB
Dahlan sering bersikap di luar kebiasaan kebanyakan pejabat negara.
Dahlan Iskan memang sosok fenomenal.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini kerap bertindak di
luar pakem, menerobos hal-hal yang sudah baku. Misalnya saja, saat
kebanyakan menteri beraktivitas dengan sepatu kulit yang licin dan
mahal, Dahlan lebih sering memakai sepatu kets yang tidak formal.
Aksi Dahlan yang juga sempat bikin
heboh adalah ketika ia membuka paksa sebuah pintu tol di kawasan
Semanggi beberapa waktu lalu. Ratusan mobil dia persilakan melintas
tanpa bayar parkir. Ini karena dia melihat kelalaian pengelola tol,
yaitu PT Jasa marga menyebabkan kendaraan harus antre panjang di
pintu tol.
Hal lain, Dahlan juga menolak
menggunakan kendaraan dinas serta mewajibkan semua direktur BUMN
menggelar rapat di kantor masing-masing setiap Selasa. Inspeksi
mendadak juga sering ia lakukan.
Dia juga melakukan hal yang jarang
dilakukan pejabat lainnya. Saat pejabat lain bepergian nyaman dengan
mobil pribadi, Dahlan pernah naik ojek. Bahkan dalam satu kesempatan
Dahlan pernah menumpang ojek dari Stasiun Bogor ke Istana Bogor untuk
mengikuti rapat dengan Presiden.
Bukan sekali dua kali, dia juga memilih
menyetir mobil sendiri, tanpa bantuan sopir. Salah satunya terjadi
setelah pulang dari pelantikan sebagai menteri. Dia meminta sopirnya
turun agar bisa mengendarai mobil sendiri dan mengajak Wakil Menteri
BUMN Mahmuddin Yasin dan istrinya naik mobil yang sama. Alasannya
ketika itu agar cepat saling mengenal satu sama lain.
Dahlan juga tidak
segan menumpang kendaraan kereta api ekonomi. Mantan wartawan ini
menggunakan kesempatan itu untuk berbincang-bincang dengan penumpang
mengenai kondisi kereta.
Namun, ternyata tak
semua tindakan Dahlan yang lugas itu disenangi orang. Tindakannya
beberapa waktu lalu yang mengganti jajaran pemimpin BUMN yang
dinilainya kurang cakap, ternyata membuahkan masalah.
Ditegur?
Kebijakan Dahlan mengganti sejumlah
direksi dan komisaris perusahaan negara menuai protes. Dia digugat ke
Pengadilan Tata Usaha Negara oleh dua direktur PT Biro Klasifikasi
Indonesia yang dipecat.
Dahlan dikabarkan mendapat teguran dari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Teguran ini atas disposisi yang
dikirimkan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Dipo mempermasalahkan
kebijakan Dahlan dalam mengganti Dirut PT Perkebunan Nusantara III,
Dirut Perkebunan Nusantara IV, Direktur Rajawali Nusantara Indonesia,
Dirut PT Pal Indonesia, dan Komisaris Utama PT Pindad.
Saat dikonfirmasi
mengenai kabar teguran ini, Dahlan mengelak. Dia tidak mengiyakan,
tidak juga membantah. “Nggak tahu. No
coment,” katanya, Kamis kemarin.
Sekretaris Kabinet Dipo Alam juga tidak
menjawab dan enggan berkomentar. Ketika ditanya wartawan, Dipo hanya
tertawa.
Tidak sedikit yang menganggap aksi-aksi
Dahlan, terutama ketika menjabat sebagai Meneg BUMN adalah bagian
dari caranya menjaring popularitas untuk maju sebagai calon presiden
di 2014. Dia memang punya modal untuk itu, aksi-aksi kontroversinya
membuat Dahlan menjadi pejabat yang lumayan jadi “media darling”
sehingga popularitasnya terus meningkat.
Kalaupun benar Dahlan ingin maju, dia
punya sumber daya finansial cukup mumpuni. Apalagi, popularitasnya
juga bakal didukung kelompok penerbitan media Jawa Pos Group yang
tersebar ke seluruh pelosok Indonesia
Dahlan memang sampai saat ini tidak
pernah menyatakan keinginan untuk maju. Dalam beberapa kali
kesempatan, dia selalu menyatakan masih ingin bekerja. Dahlan juga
menyatakan ia secara teori tidak mungkin jadi presiden karena tidak
punya partai.
Hal itu bisa dikatakan “kelemahan” Dahlan untuk
maju sebagai calon Presiden. Namun, jika popularitasnya terus naik
besar kemungkinan banyak parpol mendekatinya seperti kumbang melihat
madu.
Dahlan mengaku percaya
pada takdir, termasuk soal jabatan presiden. “Jika Allah
menggariskan jabatan pemimpin negara sebagai takdir seseorang, maka
jadilah,” katanya.
Sumber : Sinar Harapan
Sumber : http://www.shnews.co/detile-4670-fenomena-spontan-dahlan-iskan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar