......... Selamat Tahun Baru 2013, Semoga Kita Semakin Sukses .........

Rabu, 27 Maret 2013

Menjadi Pemimpin Teladan menurut (seperti) Pak Dahlan Iskan

Menjadi Pemimpin Teladan (Dahlan Iskan)


"Good Speech dari Bpk Dahlan Iskan"

Tiba-tiba saja pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebar ke mana-mana. Bukan gosip melainkan pernyataan yang bijak mengenai kepemimpinan.

Pernyataan ini sebenarnya diungkapkan Dahlan selepas dilantik menjadi Menteri BUMN Oktober tahun lalu pada suatu media. Entah bagaimana tiga hari terakhir menjadi pembicaraan di forum-forum, dikutip di berbagai blog, bahkan dimuat juga di akun Facebook yang menamakan dirinya Dahlaniskanfans.

Berikut pernyataan lengkap Dahlan Iskan yang diberi judul "Good Speech dari Bpk Dahlan Iskan" di forum-forum:

Menjadi pemimpin itu dianggap enak. Menjadi pemimpin itu dianggap bisa berkuasa.

Tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa untuk bisa menjadi pemimpin yang baik sebenarnya harus pernah membuktikan dirinya pernah menjadi orang yang dipimpin.

Ketika menjadi orang yang dipimpin itu, dia juga bisa menjadi orang yang dipimpin dengan baik. Artinya untuk bisa menjadi pemimpin yang baik harus pernah menjadi anak buah yang baik.

Saya meragukan seseorang yang ketika menjadi anak buah tidak baik, dia bisa menjadi pemimpin yang baik. Menjadi anak buah yang baik itu adalah anak buah yang loyal tetapi juga kritis. Anak buah yang patuh tetapi juga bisa berpikir mana yang baik dan mana yang tidak baik. Anak buah yang selalu bisa memberikan jalan keluar kepada atasannya. Anak buah yang bisa memberikan pemecahan masalah bagi atasannya. Bukan anak buah yang selalu merepotkan atasannya, anak buah yang selalu membikin masalah pemimpinnya dan anak buah yang selalu memberikan persoalan bagi pemimpinnya.

Jadi ketika menjadi anak buah, dia harus bisa menjadi anak buah yang baik, bukan menjadi bagian persoalan dari pemimpinnya, tetapi menjadi problem solver bagi pemimpinnya.

Nah... kalau seseorang itu pernah menjadi anak buah yang baik, dan dalam kurun waktu yang cukup, maka kelak ketika dia naik menjadi pemimpin, dia akan bisa menjadi pemimpin yang baik. Karena seorang pemimpin yang pernah menjadi anak buah yang baik, maka dia bisa mengetahui bagaimana rasanya pernah menjadi anak buah.

Dengan demikian dia bisa tahu apa saja yang diperlukan anak buah dan bagaimana perasaan anak buah. Jadi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang pernah menjadi anak buah yang baik. (andriewongso.com)

Luar Biasa!!!
*** 

 
Menjadi Pemimpin Teladan

Aksi yang dilakukan oleh menteri BUMN Dahlan Iskan yang membuka portal gerbang tol dan meng-gratiskan puluhan kendaraan untuk lewat, menjadi berita yang hangat. Beberapa kali sang menteri ini telah melakukan tindakan yang ‘tidak biasa’ dilakukan oleh pejabat kebanyakan. Mulai dari naik kereta listrik, naik ojek, sampai numpang motor mahasiswa untuk menuju bandara. Namun aksi dan tindakannya itu justru banyak mendapatkan simpati dan dukungan dari banyak kalangan meskipun ada juga yang menganggapnya sebagai ‘aksi pamer’ dan pencitraan.

TAK PANDANG KENDARAAN. Dari kampus ITB, Menteri BUMN Dahlan Iskan bergegas menuju Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Bukan memakai mobil, tapi menumpangi motor milik salah seorang mahasiswa. Geni Isno Murti, mahasiswa ITB itu, mengaku beruntung bisa memberi boncengan kepada sang menteri. / kaltimpost.co.id
Terlepas dari anggapan masyarakat yang positif maupun negatif, tindakan Pak Dahlan Iskan merupakan contoh nyata yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin. Ada beberapa aspek yang perlu dicermati dari beberapa tindakan atau aksi yang beliau lakukan yang bisa dijadikan teladan oleh pemimpin lain. Antara lain:
Berani. Pemimpin harus berani mengambil tindakan untuk perbaikan. Pemimpin yang baik tidak akan membiarkan kekacauan atau gangguan berlangsung lama. Sesuatu yang salah harus dibetulkan. Pemimpin yang baik, berani berdiri di depan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Tidak Hanya Memerintah, Tapi Juga Bertindak. Pemimpin tidak hanya memerintah anak buahnya. Tapi juga terjun langsung menangani permasalahan yang muncul. Ada tipe pemimpin yang maunya hanya memerintah saja, tanpa pernah mengalami kondisi dan situasi yang dihadapi anak buahnya.
Sederhana. Kita bisa melihat kesederhanaan dari beberapa hal. Pakaian yang dipakai hanyalah kemeja lengan panjang. Itupun kadang lengannya ditekuk. Tidak pernah terlihat memakai jas dan dasi. Serupa dengan pemimpin Iran Ahmadi Neejad. Tidak pernah terlihat memakai dasi. Memiliki mobil tua yang ketika dilelang, laku ratusan ribu dollar. Itulah pemimpin yang sederhana. Tidak hidup bermewah-mewah sementara anak buah atau rakyat masih banyak yang sengsara.
Mudah-mudahan teladan kepemimpinan yang baik ini mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi pemimpin yang lain. (edyprawoto.com)


Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memangnyeleneh. Dia membuat terkejut penumpang kereta commuter line jurusan Jakarta-Bogor saat naik dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Bogor untuk mengikuti rapat kabinet di Istana Bogor, Jumat pagi, 23 Desember 2011.

***



Teladan dari Pak Dahlan

Sepak terjang Pak Dahlan Iskan banyak, dan banyak yang kita patut teladani. Kerja keras, orientasi untuk rakyat, bersih dari muatan politis dan taktis adalah ciri Pak Dahlan. Masih ingat kan cerita ketika beliau ngamuk di pintu tol, dan secara reaktif dan taktis mengatasi sendiri penyebab kemacetan dengan 'menjebol' pintu tol dan menyilakan mobil lewat dengan gratis.

Beberapa hari sebelum kejadian tol, ada teladan lain yang patut diapresiasi dan ditiru. Sudah lama kita tidak melihat pejabat tinggi negara laiknya beliau.

Pak Dahlan Iskan punya cara unik untuk belajar tentang kehidupan seorang petani. Mirip konsep acara Jika Aku Menjadi di sebuah stasiun televisi swasta, Pak Dahlan menyempatkan menginap di rumah seorang buruh tani di Dusun Karang Rejo, Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Sragen.

Jika Aku Menjadi adalah program yang menampilkan kehidupan kalangan kelas bawah, seperti pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, petani, dan lain-lain. Dalam acara ini, seorang selebriti yang menjadi tamu akan tinggal bersama masyarakat kelas bawah. Cekidot!!

‘Jika Aku Menjadi’ ala Dahlan Iskan

Wajah Marto Paimin, 70, terlihat berseri-seri. Lelaki tua warga Dusun Karangrejo, Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jateng, itu terus-menerus menebar senyum. Berkali-kali dia mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang mampir ke rumahnya yang sederhana.
"Maturnuwun sanget nggih, Pak. Kulo remen sanget Pak Menteri purun mampir sekalian nyare wonten omah kulo (Terima kasih sekali, Pak. Saya sangat senang Pak Menteri mau mampir dan menginap di rumah saya, Red)," ujar dia sembari menjabat tangan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kemarin pagi.
"Nggih, Pak, kulo sing sejatosipun kedah maturnuwun, panjenengan sak kaluwargo purun nampi kulo. Kulo nyuwun pangapunten nek sampun ngrepoti Pak Paimin kalian Ibu. Jan masakane wau enak sanget. (Ya, Pak, saya yang seharusnya berterima kasih, Anda dan keluarga mau menerima saya. Saya minta maaf sudah merepotkan Pak Paimin dan Ibu. Masakannya benar-benar enak)," ujar Dahlan saat berpamitan dengan Marto Paimin.
Kemarin memang menjadi hari yang tak akan terlupakan bagi Marto Paimin dan keluarga. Selama semalam, rumah milik petani sederhana berputra tiga itu menjadi tempat bermalam bagi Dahlan. Dia mengunjungi desa tersebut dalam rangka meninjau progam Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) yang dikelola sejumlah BUMN.
Ada sesuatu yang lain dalam kunjungan Dahlan kali ini. Dia enggan menginap di hotel di Kota Sragen atau Solo. Dia lebih memilih tidur di rumah salah seorang petani. Rumah yang dipilih Dahlan pun sangat sederhana. Dia memilih rumah Marto Paimin yang hanya berdinding kayu dan berlantai tanah.
Dahlan tiba di rumah tersebut sekitar pukul 22.30. Seperti biasa, dia hanya mengenakan baju putih dan celana panjang hitam serta tak ketinggalan sepatu kets kesayangannya. Begitu tiba di Dusun Karangrejo, Dahlan menuju rumah milik Marto Paimin. Awalnya, pihak pemkab dan kecamatan menyiapkan rumah milik salah seorang putra Paimin. Rumah itu cukup bagus. Namun, Dahlan lebih memilih tidur di rumah Paimin.
Sebelum beristirahat, Dahlan yang saat itu disambut Bupati Sragen Agus Fatchurrahman menggelar dialog sejenak dengan warga. Dia duduk di atas hamparan tikar yang disediakan warga di teras rumah milik salah seorang anak Paimin. Tak berapa lama, sejumlah warga sekitar rumah Paimin ikut membaur dalam dialog tersebut.
Banyak hal yang ditanyakan warga dalam dialog ringan dan penuh canda itu. Mulai soal listrik, beras, hingga isu kenaikan harga BBM. Semua pertanyaan warga itu dijawab Dahlan dengan baik. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 00.30. Dahlan lantas pamit kepada warga untuk beristirahat. "Monggo kita akhiri dulu obrolannya. Kita harus beristirahat. Soalnya, status saya masih seorang pasien," ujar Dahlan kepada warga.
Tak lama kemudian, Dahlan masuk ke dalam rumah Marto Paimin. Sang empunya rumah sudah menyiapkan sebuah kamar dan kasur busa beralas tikar di ruang tamu. Namun, Dahlan tak tidur di dalam kamar. Dia memilih tidur di ruang tamu dengan hanya beralas tikar. Kasur busa yang semula disiapkan si empunya rumah tak digunakan. Kasur tersebut malah dipinggirkan dan disandarkan pada dinding rumah.
Ruang tamu itu sangat sederhana. Hanya ada satu set kursi tamu dari kayu yang sudah lusuh. Di pojok ruang terdapat tumpukan karung berisi padi yang siap giling. Posisi tidur Dahlan tepat di samping tumpukan karung tersebut. Pagi-pagi sekali sekitar pukul 04.30 Dahlan sudah bangun. Dia bergegas keluar rumah, menuju sebuah masjid yang tak jauh dari rumah itu. Di masjid tersebut Dahlan salat Subuh berjamaah dengan para warga.
Selesai salat, Dahlan kembali masuk rumah. Dengan mengenakan kaus polo putih dan celana panjang batik, dia ngobrol dengan Marto Paimin si empunya rumah. Dahlan menanyakan tumpukan karung padi di dalam rumah. Oleh Paimin, dijawab tumpukan karung padi itu adalah hasil panennya. Paimin masih memiliki dua patok tanah yang digarap sendiri. Bukan hanya itu, dia juga masih menggarap tanah milik orang lain.
"Pak Paimin ini benar-benar petani utun (tulen). Dia menyimpan gabah hasil panennya. Gabah itu tak segera dijual. Sebab, saat musim panen seperti saat ini, harga gabah pasti turun. Sehingga dia memutuskan untuk menyimpan dulu gabahnya. Setelah nanti harga gabah naik, dia baru menjualnya," terang Dahlan setelah mendapat penjelasan Paimin.
Dahlan pun penasaran dari mana Paimin bisa mendapatkan beras untuk keperluan makan keluarganya sehari-hari. Sebab, gabah panenannya itu disimpan untuk dijual. Ternyata, Paimin punya cara lain. Dia kemudian mengajak Dahlan masuk ke sebuah kamar di dalam rumahnya. Di dalam kamar tersebut ada tumpukan karung berisi gabah. Gabah itulah yang digunakan Paimin untuk keperluan makan sehari-hari. "Saya hitung, ada enam karung gabah. Pak Paimin ini bener-bener petani yang komplet," terang Dahlan.
Setelah ngobrol, Dahlan berkeliling ke sekitar rumah Paimin. Dia menyempatkan diri mengunjungi kandang sapi di belakang rumah Paimin. Di dalam kandang ada tiga ekor sapi anakan yang dipelihara Paimin. Sapi itu akan dijual setelah cukup dewasa. Dari kandang sapi, Dahlan menuju tumpukan jerami yang dijadikan stok pangan sapi. Ternyata, selain dijadikan cadangan pangan sapi, tumpukan jerami tersebut juga dimanfaatkan Paimin untuk memelihara ayam.
Dahlan diminta merogoh salah satu lubang di tumpukan jerami itu. Ternyata, di dalamnya ada enam butir ayam kampung. "Eh, ternyata ini juga sebagai kandang ayam, to?" tanya Dahlan keheranan.
Sesudah berkeliling, Dahlan kembali masuk ke dalam rumah. Di atas tikar yang semula dijadikan alas tidur sudah tersaji menu sarapan. Yakni, lauk oseng-oseng daun pepaya, tahu dan tempe goreng, serta telur rebus yang baru saja diambil Dahlan dari kandang ayam langsung. "Masakannya luar biasa enak," ujar Dahlan, yang menyantap menu sarapan dengan menggunakan tangan.
Dahlan menyatakan, sejak awal dirinya menginginkan kunjungannya kali ini lain dari biasanya. Dia tak mau menginap di hotel. "Saya memilih tidur di rumah petani untuk mengetahui secara detail kehidupan mereka sekarang ini. Bagi saya, tidur seperti itu tak masalah. Sebab, saya juga dulu anak petani. Justru saya merasa mendapatkan pelajaran berharga yang tak bisa didapatkan di sekolah mana pun. Dari sini saya bisa mengetahui secara detail masalah-masalah yang dialami para petani selama ini," terang dia.
Sesudah sarapan, Dahlan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri persawahan. Tak kurang dari 3 kilometer Dahlan mengajak rombongan berjalan kaki menyusuri lahan pertanian itu. Setelah sampai di salah satu petak sawah, dia ikut menanam padi.
Kunjungan dilanjutkan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Walisongo, Karangmalang, Sragen. Di sana Dahlan disambut KH Ma'ruf  Islamudin selaku pimpinan ponpes. Keduanya lantas menggelar siaran di studio milik ponpes.
“Saya belajar banyak dari Mbah Marto. Semalam saya seperti sekolah,” ujar Dahlan. Dia memuji Mbah Marto sebagai petani yang utuh, yaitu petani apa adanya dan tidak neko-neko. “Itu betul-betul menjadi contoh bagi petani lainnya,” katanya.
Mirip komentar-komentar artis yang selesai mengikuti acara 'Jika Aku Menjadi'?

***


Sedikit tentang Dahlan Iskan

Siapa sebenarnya Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN yang selalu menjadi perbincangan dari warung kopi hingga hotel-hotel bintang lima itu? Gerakannya yang tak terdugalah, seperti menjadi petugas loket tol, membuatnya jadi topik hangat, termasuk di jejaring sosial. 

Dahlan Iskan dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri BUMN. Dahlan yang juga wartawan senior ini sebelumnya sudah dipercaya SBY menjadi Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara.


Sewaktu jadi Dirut PLN, Dahlan Iskan tak segan-segan ikut jual koran bersama pengecer Jawa Pos di Surabaya.
SBY pun menyanjung Dahlan sukses membawa perbaikan di tubuh perusahaan setrum tersebut. Dan, penuh keyakinan, pemilik grup Jawa Pos ini diminta menjadi pucuk BUMN.
Siapa Dahlan Iskan? Pria yang logat bicarannya renyah itu lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951. Ada cerita unik mengenai tanggal kelahirannya tersebut. Ternyata orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Akhirnya Dahlan memilih tanggal 17 Agustus supaya mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. 
Dahlan Iskan kecil dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Meski demikian, desanya kental dengan nuansa religius. 
Pada buku yang ditulis Dahlan Iskan setelah sukses menjalani cangkok hati di China, ia ceritakan kesusahan Dahlan Iskan sewaktu kecil. Ketika itu, ia hanya memiliki satu celana pendek dan satu baju dan satu sarung. 
Dahlan memulai karier sebagai wartawan di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 1975 dengan menjadi reporter. Setahun kemudian, ia bergabung dengan majalah Tempo. Tak puas menjadi wartawan saja, tahun 1982 ia memimpin surat kabar Jawa Pos.
Berikut profile Dahlan Iskan.
Nama: Dahlan Iskan
Tempat, Tanggal Lahir: Magetan, 17 Agustus 1951
Pendidikan : Lulusan SMA
Karier: 1. (1975) Reporter surat kabar di Samarinda (Kalimantan Timur) 2. (1976) Wartawan majalah Tempo 3. (1982) Memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang 4. (2009) Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) 5. (2009) Direktur Utama PLN
Berikut kekayaan Dahlan Iskan.
Terhitung sejak 30 Maret 2010, LHKPN KPK mencatat harta pemilik grup media Jawa Pos itu mencapai lebih dari Rp 48,8 miliar. Harta itu terdiri dari harta tidak bergerak senilai Rp 8,6 miliar berupa tanah dan bangunan, harta bergerak senilai Rp 2,5 miliar, surat berharga Rp 120 miliar, giro dan setara kas lainnya senilai Rp 19,9 miliar. Jumlah tersebut dikurangi utang Dahlan sebesar Rp 102,3 miliar. (Wahyu Aji / KOMPAS.com)

Enam Fakta tentang Dahlan Iskan
Hidup di dunia media. Dahlan Iskan menghabiskan sebagian besar hidupnya di dunia media. Dari calon reporter hingga akhirnya menjadi pemilik media dengan jaringan terbesar di Indonesia: Grup Jawa Pos. Bahkan kini sudah ada televisi dalam grupnya itu.
Penulis yang belum istirahat. Di tengah segala kesibukannya, Dahlan Iskan tetap menulis. Bukan hanya di blognya, tetapi juga telah melahirkan sejumlah buku. Di antaranya adalah yang berjudul: Ganti Hati. Buku ini berisi kisah pribadinya.
Komisaris di perusahaan kabel laut. Dahlan pernah jadi Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Sambungan komunikasi ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang 4.300 kilometer.
Pemilik perusahaan listrik. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan pemilik sekaligus pernah menjadi presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Menteri yang turun ke bawah. Dimulai dengan kereta api, Dahlan naik besi merayap itu guna mengetahui persis masalah yang ada. Setelah itu, yang fenomenal adalah ketika tiga hari lalu dia ikut menjaga loket tol Semanggi lantaran petugasnya belum datang.

Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Selasa (20/03) pagi pukul 06.10 WIB kemarin terlihat mengatur kendaraan yang akan memasuki gerbong tol Semanggi ke arah Slipi. Pasalnya, Dahlan sedang meminta puluhan kendaraan masuk gerbang tol dalam kota tanpa membayar. Penyebabnya, karena Mantan Dirut PLN itu marah lantaran melihat antrian mobil yang demikian panjang namun hanya dua loket yang melayani para pengguna tol.
Melakukan cangkok hati. Pada tahun 2007, Dahlan Iskan melakukan cangkok hati di Cina. Berhasil. Kini, lima tahun sudah. Bagi Dahlan, inilah masa-masa kritis. Saat ini dia sedang melakukan medical check up di Cina yang sudah telat 8 bulan. Jika tepat lima tahun, jatuh pada Agustus, semuanya lancar, kata Dahlan, "Itu berarti hati baru saya sudah benar-benar menyatu dengan tubuh saya." (plasadana.com)
 
 Sumber : http://chillinaris.blogspot.com/2012/03/menjadi-pemimpin-teladan-dahlan-iskan.html

1 komentar:

  1. Blog ini adminnya siapa ya???? Kok sepi-sepi saja. Padahal, isi awalnya sudah bagus-bagus tentang Abah Dahlan Iskan, tetapi kelanjutannya tidak ada. Saya lihat tulisannya yang terakhir dan terawal 27 Maret 2013. Apa adminnya pindah ke pangkuan tokoh lain? Wallahu a'lam bish shawab......

    BalasHapus