Bekerja Mengubah Visi Birokrasi
Seorang
menteri turun tangan ketika mobilnya terhambat kemacetan di pintu tol.
Melongok ke pos petugas tol yang ternyata kosong. Kursi petugas dibuang
ke jalan. Sekitar seratusan kendaraan yang antri di dua gerbang pintu
tol disilahkan jalan tanpa bayar.
Dia Dahlan Iskan, Menteri Negara Badan Us aha Milik Negara (BUMN)
yang memperoleh porsi berita secara luas di media massa. Bukan karena
dia (mantan) wartawan, tapi tindakannya memang mendapat acungan jempol
dari banyak pengguna tol.
Sebelumnya Dahlan adalah Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara,
salah satu BUMN yang mendapat banyak kritikan pelanggannya dan mendapat
julukan’ “byar pet” karena seringnya listrik padam di banyak tempat.
Tidak banyak orang tahu bagaimana kronologinya seseorang yang mulai
mengawali kariernya sebagai wartawan di sebuah surat kabar kecil hingga
akhirnya berhasil membangun raksasa bisnis di bidang media (bahkan
merambah ke bidang yang lain) tapi secara mengejutkan ia diangkat
sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)?
Adalah Dahlan Iskan, pria lulusan Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien,
Magetan Jawa Timur, yang sebelurnnya tidak memiliki pengalaman sarna
sekali sebagai direktur di sebuah perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) namun pada kenyataannya ia mampu mengatasi dengan cepat masalah
laten yang kerap dihadapi oleh PLN.
Hanya dalam kurun waktu satu tahun, pria yang lebih merasa enjoy
berpenampilan santai dan bersepatu keds ini bisa mengubah sebuah
perusahaan yang merugi karena dijalankan dengan pengelolaan yang
amburadul dengan tata kelola yang sangat birokratis, kurang efisien,
sehingga bisa menjadi sumber penyalah gunaan wewenang dan praktek
korupsi. Dahlan Iskan mampu memangkas kerugian hingga mencapai Rp 2,7
triliun. Bahkan PLN Indonesia kini, katanya, lebih unggul dibandingkan
Malaysia.
Karier Dahlan Iskan bermula pada tahun 1975, menjadi calon reporter
di surat kabar kecil di Samarinda Kalimantan Timur, lantas menjadi
wartawan majalah Tempo pad a tahun 1976. Pada tahun 1982, ia menjadi
pemirnpin koran Jawa Pos sampai saat ini. Bahkan Dahlan Iskan berhasil
mendirikan stasiun televisi lokal JTV yang berlokasi di Surabaya, Batam
TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Pada akhir tahun 2009, pria kelahiran MagetanJawa Timur 17 Agustus
1951 ini resmi diangkat sebagai direktur utama PLN, menggeser posisi
Fahmi Mochtar yang mendapat kritikan karena selama kepemimpinannya
banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Meski saat ia diangkat
sebagai Dirut PLN sempat menuai banyak protes dari berbagai kalangan,
termasuk dari para karyawan PLN yang langsung jatuh pesimis dengan
pimpinan baru mereka yang dianggap tidak memiliki pengalaman di bidang
perlistrikan, namun pada akhirnya ia bisa diterima bahkan menginspirasi
banyak orang karena prestasinya yang luar biasa dalam menciptakan
beberapa gebrakan mencengangkan. Di antaranya adalah membuat gebrakan
“bebas byar pet se-Indonesia” dalam waktu 6 bulan dan program GRASS
(Gerakan Sehari Sejuta Sambungan).
Selain itu, pria yang terkenal nyeleneh karena tidak pernah mengambil
gaji dari pekerjaannya Sebagai Dirut PLN itu juga merencanakan
pembangunan PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, pada tahun
2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian
Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur,
Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Gaya hidup Dahlan Iskan yang sederhana, santun, mengutamakan
kedispilinan dan jarang menggunakan fasilitas dinas seperti rumah, mobil
dan telekomunikasi, menjadikan ia sebagai teladan bagi para pejabat di
negeri ini. Menurut Ishadi S.K. sikap seorang Dahlan Iskan yang rendah
hati dan low profile itulah yang kemudian membuat Indonesia Raya “Habis
Gelap terbitlah Terang.” Terang benderang menatap masa depan. Menuju
Indonesia raya yang gilang gemilang.
Di balik kekurangan dan kelebihan Ishadi S.K. dan rekan-rekannya
dalam menyusun buku biografi ini, tapi menurut saya buku ini benar-benar
sangat menginspirasi dan layak dibaca oleh siapa saja, khusu snya bagi
para wartawan dan generasi muda di negeri ini.
Ya, mungkin sangat lumrah jika seseorang diangkat menjadi Dirut PLN
karena prestasi dan akademisnya memang di bidang perlistrikan. Tapi akan
menjadi sebuah prestasi luar biasa dan mengagumkan jika seorang mantan
wartawan yang tidak pernah berjibaku di dunia perlistrikan mendadak
diangkat menjadi Dirut PLN.
Judul Buku : Indonesia, Habis Gelap Terbitlah Terang: Kisah Inspiratif Dahlan Iskan
Penulis : Ishadi S.K. dkk.
Penerbit : B-First (Bentang Pustaka, Yogyakarta).
Tahun : II , November 2011.
Tebal : xviii + 203 halaman.
Prasetya, Volume IV, No. 39, Maret 2012, hlm. 36
Sumber : http://jawatimuran.wordpress.com/2012/05/26/dahlan-iskan/
Luar biasa.........................
BalasHapus